Lencana Facebook

Lencana Facebook

Sabtu, 05 November 2011

Trouble Shooting Sensor Temperatur V-ixion Bermasalah


OTOMOTIFNET - Novandany Dwiantoro Putra warga Jurang Mangu Timur, Tangerang ngeluh soal munculnya kedipan pada indikator engine check di Yamaha V-Ixion 2007-nya. Padahal motor jarang dipakai dan jarak tempuh masih sedikit.

"Kedipannya 2 kali agak lambat dan 1 kali cepat. Menurut tabel engine check, kedipan ini (21) mengarah pada malfungsinya sensor suhu. Apa benar?" tanyanya pada OTOMOTIF via email. Lalu yang membingungkan Novan, mesin Vixie kesayangannya itu masih bisa dihidupkan.

Gbr 1

gbr 2

Gbr 3
Hanya saja, saat dingin agak sulit dinyalakan. “Saat jalan pun tenaga seperti ngempos atau kehilangan power waktu akselerasi mendadak. Anehnya, kendala itu kadang terjadi, kadang normal.

"Tapi setelah motor sudah jalan jauh dan mesin mulai panas, kejadian serupa di atas muncul lagi. Apa itu gejala kalau sensor tempertur problem? Mungkinkah sensor suhu itu masih bisa dipakai dengan cukup dibersihkan? Bila harus ganti, berapa harganya?” 

Nah mungkin hal serupa pernah dialami Vixioner lain. Simak nih, penjelasan pakarnya! 

Kata Maman Sugiman, instruktur HMTC (Hartomo Mechanical Training Center Depok, Jabar, sesuai jumlah kedipan, dapat diindikasi emang ada masalah pada coolant temperature sensor (CTS) yang letaknya di blok mesin kanan kalau dilihat dari arah pengemudi (gbr.1). Tapi hal itu bukan penyebab gejala seperti dikeluhkan Novan.

"Bila CTS tak bekerja, maka hanya akan berpengaruh pada sistem pendinginan. Yakni kipas radiator tak akan bekerja saat suhu air radiator mencapai 80ยบ (harusnya kipas hidup pada suhu itu). Sebab sensor ini terkoneksi sama kipas tadi," jelas Boim (panggilan Maman) sembari bilang kalo kejadian ini kerap dialami Vixiemania. Artinya,  meski CTS tak berfungsi, mesin tetap masih bisa dihidupkan.

Hal sama dibilang Dirdhana, supervisor technical service division PT YMKI (YMKI). "CTS punya 2 fungsi; mengaktifkan FID atau auto choke (saat mesin dingin) dan kipas radiator (saat suhu mesin mencapai titik tertentu). Sensor ini tak berhubungan sama pengaturan debit udara & bahan bakar," ujarnya.

Sedang sensor pengatur komposisi udara dan bahan bakar adanya di throttle body. Seperti TPS, intake air pressure sensor (IAPS) dan intake air temperatur sensor (IATS). Menurut Dhana, soal kendala tenaga jadi ngempos, susah langsam dan lainnya, diprediksi bersumber dari sistem bahan bakar.

"Bukan tak mungkin karena motor lama tak dipakai, bensin jadi mengendap dan nyumbat saluran fuel injection (FI). Alhasil pengaruhi debit dan kualitas kabut yang diciptakan. Sehingga berdampak menurunnya performa mesin," jelasnya.

Agar tahu apa benar sumber masalah datang dari sistem bahan bakar, bisa dicek pakai diagnostic tool. "Di alat ini akan ketahuan tingkat CO-nya berapa yang menggambarkan hasil pembakaran. Apa sempurna atau tidak," tukasnya.

Sementara soal lampu indikator engine check yang kadang nyala dan mati (menunjukkan diagnosa malfungsi pada CTS), Dirdhana menyarankan agar periksa sambungan kabelnya. "Bisa jadi ada sambungan/konektor kabel (gbr.2) yang kendur, kotor atau putus di tengah," bilangnya.

Sebab jika CTS (gbr.3) rusak, komponen ini akan mati terus. Gak bisa dibenerin, mesti ganti baru. Harga resminya sekitar Rp 131 ribu. Tapi belum tentu langsung tersedia lo. Mesti inden seminggu (di luar Jawa mungkin bisa lebih). Karena kata Dirdhana, CTS bukan komponen fast moving.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar